Register Login

Museum Taman Prasasti

Saat seseorang pergi meninggalkan kita, sudah dipastikan keluarga dan orang yang mengasihi akan merasa kehilangan. Kenangan-kenangan ketika bersamanya selalu diingat dan menyimpan sejuta cerita. Terkubur bersama sosok yang sudah tiada. Dalam mengenangnya keluarga banyak melakukan banyak cara, melalui foto atau mengingat saat bersamanya. Salah satunya dengan prasasti.

Prasasti merupakan wujud ungkapandari perasaan seseorang. Ungkapan itu muncul saat keluarganya ditinggal pergi oleh anggotanya. Pergi dari kehidupan dunia untuk selama-lamanya. Terdapat banyak perenungan mendalam yang dilakukan manusia. Saat saya memasuki lingkungan Museum Prasasti bayangan yang muncul dibenak adalah ingat akan kematian. Kematian yang akan selalu datang dengan pastinya walau tak tahu kapan itu terjadi. Beberapa keterangan yang tertulis di prasasti memiliki arti sendiri. Semua sudah tertuang dan terkubur untuk menjadi kenangan.

Dalam keterangan lain, prasasti merupakan piagam atau dokumen yang ditulis pada bahan yang keras dan tahan lama. Sebagian besar mereka yang terkubur di Museum Prasasti yang berada dibilangan Tanah Abang I adalah tokoh berkebangsaan Belanda dan Inggris. Di antaranya Dr. H.F. Roll (Pendiri STOVIA, Sekolah Kedokteran zaman Belanda, 1867-1935), Mayjen J.H.R. Kohler (saat perang Aceh), A.V. Michiels (pemimpin tentara Belanda dalam Perang Puputan Jagaraga Kerajaan Buleleng), Olivia Marianne Raffles (istri Thomas Stamford Raffles, meninggal 1814), Dr JLA Brandes, Dr. WF Stutterheim, Miss Riboet, dan masih banyak yang lainnya.

Museum Taman Prasasti ini bisa dikatakan sebagai museum luar ruangan di Jakarta. Mengapa demikian? Karena hampir semua koleksi berupa prasasti berada di udara terbuka tanpa pelindung. Sebagaimana sejarah yang beredar museum ini awalnya kompleks kuburan Belanda, Kerkhof Laan, yang kemudian dikenal sebagai kuburan Kebon Jahe Kober. Pada 1975, Kuburan Kebon Jahe Kober ditutup karena tidak ada lagi ruang tersisa. Semua mayat di Pemakaman Kebon Jahe Kober dipindahkan ke pemakaman lain, seperti Menteng Pulo dan Tanah Kusir. Kemudian pada 7 Juli 1977 lokasi ini dibuka untuk Museum Taman Prasasti yang secara resmi dibuka oleh Gubernur DKI saat itu, Ali Sadikin. Di sana pun terdapat koleksi kereta jenasah di Museum Taman Prasasti yang dipakai untuk membawa keranda mayat ke kuburan. Di sana terdapat sekitar 1.400 koleksi benda seperti nisan, makam, patung, pot bunga maket makam dan sebagainya. (Firman)



28 September 2011 - 10:13:20 WIB
Foto : Firman
Dibaca : 1900

BACA ARTIKEL MENARIK LAINNYA

Lukisan Jean Pieterszoon Coen Lukisan Jean Pieterszoon Coen
Jumat, 22 Februari 2013
Museum Wayang Museum Wayang
Kamis, 04 Agustus 2011
Museum Bank Mandiri Museum Bank Mandiri
Rabu, 07 September 2011
Museum Bank Indonesia Museum Bank Indonesia
Rabu, 05 Oktober 2011

SHARE