Kesan pertama saya ketika melihat berbagai koleksi yang ada di Museum Nasional adalah keragaman budaya. Sangat menarik bila kita dapat mengetahui lebih dalam apa yang tersebar di Indonesia. Yuk, ikut saya berkeliling mempelajari budaya bangsa. Di sana bukan hanya koleksi benda, namun penjelasan ringkas juga tersedia. Jadi, sebagai pengunjung tak usah repot untuk mengetahui apa yang disajikan. Dan dari sanalah saya menambah pengetahuanseputar budaya Indonesia.

Miniatur Pura dan Barong serta Rangda, salah satu koleksi budaya yang disajikan. Terlihat jelas bagaimana bentuk dan model serta maksud dan kepercayaan yang ada menurut sebagian orang yang memegang teguh ajaran tersebut. Terlihat juga Patung Kuda Nogowarno yang berasal dari Cirebon, Jawa Barat. Patung ini adalah Nyi Roro Kidul yang sedang mengendarai kuda bersayap dari pantai selatan menuju Gunung Merapi. Kuda tersebut berdiri di atas kotak kayu yang pada sisi kanan menggambarkan seorang raksasa dengan dua kepala bermahkota ular naga. Sedangkan sisi kiri adalah bentuk lain seorang raksasa itu. Saya pun mencoba ke lokasi lain.

Ada tandu yang dipajang. Dalam keterangannya, tandu sebagai alat angkut manusia yang paling awal adalah tubuhnya sendiri. Karena perkembangan kebutuhan, secara alamiah ditemukan semacam alat atau wadah yang diperoleh dari alam sekitar seperti kayu, daun, dan keranjang. Salah satunya tandu sebagai alat transportasi yang diusung oleh manusia. Tandu ini merupakan alat angkut di zaman kerajaan yang digunakan sebagai kendaraan para bangsawan, khususnya puteri-puteri bangsawan.

Sementara bangsawan pria biasanya lebih memilih mengendarai kuda. Selain sebagai alat transportasi, tandu dapat menentukan status sosial seseorang. Peranan lain dari tandu sebagai pelengkap upacara. Antara lain di lingkungan keraton-keraton Jawa seperti DI. Yogyakarta, Surakarta, dan Cirebon, Tandu juga digunakan untuk membawa pusaka, yang menjadi sajian pada saat upacara maulidan. Di Sulawesi sendiri, tandu dimanfaatkan untuk membawa mempelai yang telah dinikahkan. Tandu memang dikenal di daerah-daerah, walau pada dasarnya memiliki fungsi yang berbeda satu daerah dengan daerah lainnya. Beralih ke sekumpulan kebudayaan daerah.

Di sana terpapar segala sesuatu yang menjadi tradisi masing-masing daerah. Misalnya untuk Sulawesi Selatan. Terpajang sarung sutera yang terbuat dari benang sutera atau benang emas. Ini berasal dari Bugis, Makasar, Sulawesi Selatan. Sarung motif kotak-kotak yang diselingi benang emas, umumnya digunakan wanita ketika memakai busana tradisional 'baju bodo' pada waktu upacara adat. Daerah bugis dikenal sebagai penghasil kerajinan tenun, khususnya sarung yang terbuat dari sutera. Juga tersaji bagaimana figur manusia yang menggambarkan laki-laki dengan pakaian khas Bugis Makasar lengkap dengan keris dan ikat kepala. Termasuk juga wadah tertutup yang terbuat dari daun pandan, rotan, dan logam yang berasal dari Makasar, Sulawesi Selatan.

Wadah atau keranjang dari anyaman ini memiliki peranan penting bagi masyarakat Sulawesi. Wadah tersebut digunakan untuk menyimpan makanan, peralatan menjahit dan kain. Juga berfungsi membawa makanan dalam upacara adat termasuk untuk menyajikan kue bagi para tamu. Lengkap bukan? Tidak hanya Sulawesi Selatan saja lho. Adapula daerah lainnya seperti Maluku dan Papua. Jadi, tak ada ruginya bila ingin mengenal budaya bangsa Indonesia dengan datang ke Museum Nasional ini. Dijamin anda akan merasakan kepuasan dan utamanya tak lagi penasaran. (Firman)

Museum Nasional (Gajah) Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 12
Telepon (021) 3868 172 Fax (021) 344 7778
Buka Selasa hingga Jumat 09:00 Wib sampai 16:00 Wib dan Sabtu serta Minggu 09:00 Wib sampai 17:00 Wib

Harga tiket:
Dewasa Rp. 5.000,-
Anak-anak Rp. 2.000,-