Register Login

Museum Nasional (Kesenian)

Berbicara kesenian tak dapat dilepaskan dari kehidupan masyarakat. Terutama di masa lalu yang terkait erat dengan pola dan tingkah laku sehari-hari, Kesenian merupakan sebuah tradisi yang tak lekang oleh waktu dan hingga kini ada sebagian masyarakat yang masih melanjutkan. Seperti tradisi wayang kulit. Wayang kulit merupakan seni pertunjukan tradisional yang berkembang bukan saja di Jawa, tetapi juga di luar Indonesia seperti di Semenanjung Malaysia. Sebagaimana penjelasannya, wayang tersebut dibuatdari kulit hewan, seperti kulit sapi atau kerbau yang ditatah dan disungging dengan menggambarkan tokoh dari epos Ramayana dan Mahabharata.

Sama dengan wayang golek, wayang kulit juga dimainkan oleh seorang dalang sebagai narator, diiringi musik gamelan, dan tembang yang dinyanyikan oleh para sinden. Dalang memainkan wayang kulit di balik layar (kelir) yang disorot lampu listrik atau lampu minyak tanah (blencong), dan penonton menyaksikan pertunjukkan bayangan wayang di balik layar. Di daerah ada pula permainan tradisional. Permainan ini banyak memanfaatkan bahan-bahan di lingkungan sekitar rumah atau perkampungan. Bahan-bahan yang dimanfaatkan dapat berupa kayu, batu, besi, hewan, atau serangga, juga tumbuh-tumbuhan. Namun demikian, permainan juga dapat berlangsung tanpa menggunakan alat.

Permainan tradisional sifatnya mengisi waktu luang, sehingga dapat dilakukan setiap saat. Selain itu, ada pula permainan yang dimainkan saat musim-musim tertentu, seperti layang-layang yang dimainkan saat musim kemarau. Ada permainan tertentu yang dipercaya mempunyai fungsi magis dan religius, misalnya permainan gasing yang dihubungkan dengan siklus pertanian, yaitu untuk mempercepat padi agar siap panen. Atau permainan dengan memanfaatkan kekuatan ghaib, seperti jalangkung atau ninik towok.

Bentuk kesenian lain di Jawa seperti Gerabah. Tradisi pembuatan di nusantara ini sudah ada sejak masa prasejarah (neolitik), sekitar 10000 tahun yang lalu. Demikian pula di Jawa. Peninggalan arkeologis berupa fragmen (potongan) gerabah banyak ditemukan di situs prasejarah, seperti situs Cipari dan Buni (Jawa Barat), Plawangan (Jawa Tengah), Kelapa Dua (DKI Jakarta). Pada umumnya, gerabah berfungsi sebagai wadah makanan dan bekal kubur. Di masa Hindu-Budha (abad ke-4 hingga ke-14 M) tradisi pembuatan gerabah semakin berkembang. Baik ditilik dari bentuk dan fungsinya yang semakin beragam, di antaranya celengan, miniatur rumah, arca, stupika, dan sebagainya.

Hingga saat ini tradisi pembuatan gerabah di Jawa masih tetap berlangsung. Kesenian bukan hanya di Jawa saja. Di daerah-daerah lain pun melestarikan tradisi yang sudah ada sejak masa lalu ini. di Jambi seperti memainkan alat musik rebana atau gong pada saat upacara adat. Sebagai sarana hiburan, alat musik tradisional Jambi ini tidak hanya digunakan sebagai pengiring lagu atau tarian, namun juga mengiringi pantun (dadung), pencak silat, dan permainan. Ada pula gendang bambu dari Papua yang terbuat dari bambu kulit binatang dan rotan. Alat musik sebagai unsur melodi jarang didapatkan di Papua.

Kalaupun ada hanya dijumpai di daerah pantai yang mendapat pengaruh lebih dominan dari luar. Alat musik ini dipakai untuk mengiringi tari-tarian yang erat kaitannya dengan upacara adat dan kepercayaan, khususnya kepada nenek moyang dan kesuburan. Beberapa alat musik yang digunakan oleh masyarakat Papua, antara lain gendang dengan bentuk khas seperti jam pasir, terompet kerang (bia), terompet bambu yang hanya dikenal oleh suku asmat, okarina, gendang bambu, rattle terbuat dari biji tumbuh-tumbuhan yang dirangkai dan diikat sehingga akan mengeluarkan bunyi jika digoyang-goyangkan, harpa mulut dan suling yang umumnya disakralkan.

Itulah yang saya dapatkan ketika melihat berbagai kesenian daerah di Museum Nasional. Dan ternyata masih banyak lagi yang belum saya kemukakan. Waw... cukup menarik bila berkunjung ke sana. (Firman)

 Museum Nasional (Gajah) Jalan Medan Merdeka Barat Nomor 12
Telepon (021) 3868 172 Fax (021) 344 7778
Buka Selasa hingga Jumat 09:00 Wib sampai 16:00 Wib dan Sabtu serta Minggu 09:00 Wib sampai 17:00 Wib
Harga tiket: Dewasa Rp. 5.000,- Anak-anak Rp. 2.000,-



15 Agustus 2011 - 13:42:39 WIB

Dibaca : 1874

BACA ARTIKEL MENARIK LAINNYA

Museum Penerangan ke-1  (TMII) Museum Penerangan ke-1 (TMII)
Kamis, 18 Agustus 2011
Museum Reksa Artha Museum Reksa Artha
Rabu, 10 Agustus 2011
Museum Bahari Indonesia Museum Bahari Indonesia
Jumat, 12 Agustus 2011
Museum Satria Mandala Museum Satria Mandala
Senin, 15 Agustus 2011
Museum Nasional (Keramik) Museum Nasional (Keramik)
Senin, 15 Agustus 2011

SHARE