Register Login

Museum Keprajuritan

Sebagian dari kita mungkin sudah mengenal pahlawan nasional yang berjuang di masa penjajah untuk merebut kemerdekaan. Mengusir penjajah dari bumi Indonesia menjadi satu target utamanya. Dan untuk mencapai itu, berbagai upaya dilakukan oleh pahlawan nasional hingga tetes darah terakhir dan gugur dalam perjuangan tersebut. Jasa yang begitu besar di masa lalu itulah, dapat kita rasakan sekarang.

Banyak patung pahlawan yang terpampang di Museum Keprajuritan Indonesia. Tujuannya untuk memberikan pengetahuan kepada pengunjung supaya mengenalsiapa saja sosok yang berjuang dalam mengusir penjajah. Dan tokoh-tokoh itu patut kita contoh sebagai pelajaran di masa mendatang bagi generasi penerus bangsa bukan? Karena sikap patriotisme dan nasionalisme terhadap negara akan memunculkan kecintaan dan terus mengisi kemerdekaan yang sudah diraih saat ini dan hingga hari esok terus menjadi lebih baik dan terbaik. Nah, penasaran kan? Yuk kita sedikit mengenal siapa di antara banyaknya patung pahlawan yang berjajar di sana.

Mata saya salah satunya tertuju kepada Pangeran Diponegoro. Yakni pria kelahiran Yogyakarta, Jum`at 11 November 1785. Pria beragama Islam ini lahir dari ayah bernama Hamengku Buwono III dan ibunya Raden Ajeng Mangkarwati. Tidak sedikit perjuangan yang dikorbankan oleh Pangeran Diponegoro. Seperti pada 1925 terlibat dalam pertempuran menghadapi Belanda yang bermarkas di Goa Selarong. Bahkan beliau mendapat luka yang cukup serius, kemudian dirawat oleh anak buahnya di lereng Gunung Merapi. Ketika itu beliau bertempur melawan Belanda di Desa Gowok, pada 1926.

Akhirnya Pangeran Diponegoro terjebak dalam meja perundingan dengan Belanda di Magelang pada 28 Maret 1930, hingga beliau pun diasingkan ke Makasar (Ujung Pandang). Beliau wafat pada 8 Januari 1855 di Ujung Pandang. Lain di Jawa, lain pula yang dilakukan oleh Tuanku Imam Bonjol. Perjuangan besar di Sumatera Barat dalam upaya mengusir Belanda telah dikorbankan. Pria yang lahir 1772 ini menyerang dan membunuh pasukan belanda yang berada di Masjid Bonjol pada 1833. Termasuk juga menyerang pos-pos Belanda yang berada di Alahaan Panjang. Sosok beragama Islam ini lahir dari Buya Nudin di Kampung Tanjung Bunga, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat.

Pria yang diangkat sebagai Pahlawan Perjuangan Kemerdekaan ini terlibat juga dalam pertempuran menghadapi Belanda di Semawang Gedang pada 1835. Juga pada 1837 berjuang menghadapi Belanda di Benteng Bonjol, sebelum akhirnya wafat pada 1864. Perjuangan juga dilakukan oleh Sultan Mahmud Badaruddin II di Palembang. Sosok Islam yang pemberani ini lahir 1767 dan wafat pada 1852.

Beliau melancarkan serangan terhadap loji-loji Belanda di sepanjang Sungai Aur pada 1811 dan pada 1814 menyerang kedudukan pasukan Belanda di Sungai Musi serta berhasil menyerang dan menenggelamkan kapal Belanda Orange Nassau. Bahkan, beliau terlibat dalam pertempuran besar-besaran dengan pasukan armada Belanda yang langsung dipimpin oleh Panglima Angkatan Laut Mayor Jenderal Baron De Kock pada Juni 1821. Masih banyak pula patung-patung pejuang Indonesia yang cinta Indonesia dan gigih membela tanah air. Wah menarik sekali yah. (Firman)



19 Agustus 2011 - 13:19:53 WIB

Dibaca : 1726

BACA ARTIKEL MENARIK LAINNYA

Museum Taman Prasasti Museum Taman Prasasti
Rabu, 28 September 2011
Museum Wayang Museum Wayang
Kamis, 04 Agustus 2011
Museum Satria Mandala Museum Satria Mandala
Senin, 15 Agustus 2011
Gedung Arsip Nasional RI Gedung Arsip Nasional RI
Senin, 19 September 2011
Perumusan Naskah Proklamasi Perumusan Naskah Proklamasi
Jumat, 12 Agustus 2011

SHARE