Register Login

Perumusan Naskah Proklamasi

Saat melihat Museum Perumusan Naskah Proklamasi, saya pun berpikir untuk segera melihat isi museum yang menyajikan berbagai peristiwa terkait kemerdekaan. Kali pertama memasuki ruangan, saya disuguhkan ruang besar di depan. Terdapat meja yang lebar dan panjang dikelilingi bangku-bangku. Itulah ruang pengesahan naskah proklamasi yang dibacakan oleh Ir. Soekarno di depan hadirin rapat.

Naskah tersebut sebagaimana rencana awalakan dibacakan keesokan hari. Terpampang di sana rumusan proklamasi yang sudah ditandatangani beserta foto-foto tokoh yang ikut terlibat di dalamnya juga gambaran Ir. Soekarno ketika membacakan beserta teks pidato yang dibaca depan masyarakat umum. Terlihat pula proses perumusan naskah proklamasi. Di sisi lain ada ruangan yang dipergunakan tokoh nasional tersebut untuk mempersiapkan segala sesuatunya sebelum perumusan naskah proklamasi.

Di sinilah kali pertama Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, dan Mr. Ahmad Soebardjo meminta izin kepada tuan rumah yakni Laksamana Muda Tadashi Maeda supaya dapat merumuskan proklamasi di rumahnya. Saya pun memandangi satu persatu di ruangan itu. Kursi-kursi masih tertata apik dan bersih. Juga beberapa gambar menempel di dinding yang menjelaskan beberapa peristiwa sejarah Indonesia menjelang kemerdekaan. Di sisi lain, ada pula patung tiga orang yang sedang duduk.

Dengan mimik yang serius, mereka membahas kata-kata yang akan dicetuskan untuk mencapai kemerdekaan. Mereka adalah Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, dan Mr. Ahmad Soebardjo. Dan saya pun kembali mengamati di sekitar tangga. Ternyata di sisi bawah tangga terdapat ruang kecil. Ruangan itulah, Sayuti Melik ditemani Burhanuddin Moehammad Diah mengetik naskah proklamasi. Konsep naskah proklamasi yang diketik oleh Sayuti Melik mengalami tiga kali perubahan kata. Di antaranya, kata tempoh menjadi tempo, kata wakil-wakil Bangsa Indonesia berubah menjadi atas nama Bangsa Indonesia, dan juga dalam penulisan hari, bulan, serta tahun.

Usai itu, naskah proklamasi segera dibawa ke ruang pengesesahan/penandatanganan naskah proklamasi guna ditandatangani oleh Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta atas nama Bangsa Indonesia. Barulah dibicarakan mengenai tempat pembacaan naskah proklamasi. Atas pertimbangan keamanan, maka Ir. Soekarno mengumumkan bahwa pembacaan naskah proklamasi diadakan di halaman depan rumah kediamannya, di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 (saat ini menjadi Gedung Perintis Kemerdekaan, Jalan Proklamasi).

Hadir dalam pertemuan bersejarah itu, Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Mr. Ahmad Soebardjo, Dr. Mohammad Amir, Dr. Boentaran Martoatmodjo, Mr. I Goesti Ketut Poedja, Mr. A. Abbas, Mr. Iwa Kusumasumantri, Mr. Johanes Latoeharhary, Ki Bagoes Hadji Hadikoesoemo, Mr. Teukoe Moehammad Hasan, Ki Hajar Dewantara (Mas Suwandi Suryodiningrat), R. Otto Iskandardinata, Dr. KRT. Radjiman Wedyodiningrat, Mr. Soetardjo Kartohadikusumo, Prof. Dr. Mr. R. Soepomo, R. Soekarjo Wirjopranoto, Dr. GSSJ. Ratulangi, Burhanuddin Moehammad Diah, Sukarni, Chaerul Saleh, Sayuti Melik, Anang Abdoel Hamidhan, Andi Pangerang, Andi Sultan Daeng Radja, Semaun Bakry, Soediro (Mbah), Abikoesno Tjokrosoejoso, dan Dr. Samsi Sastrowidagdo.

Ternyata, perjuangan mempertahankan kemerdekaan tidak hanya dilakukan secara fisik saja, tetapi dengan cara diplomasi. Awal perjuangan diplomasi terjadi di gedung ini, pada 17 November 1945 yang mana diadakan pertemuan antara pihak Indonesia yang dipimpin oleh Perdana Menteri Sutan Syahrir dan pihak Belanda yang dipimpin oleh Dr. H.J Van Mook. Sedangkan dari pihak sekutu diwakili oleh Letnan Jenderal Christisson sebagai pemrakarsa. Pertemuan itu di samping untuk mempertemukan pihak Indonesia dengan Belanda juga untuk menjelaskan kedatangan tentara sekutu.

Namun, pertemuan berakhir tanpa hasil. Akhirnya, pada 7 Oktober 1946, atas jasa baik Inggris perundingan dilakukan lagi di gedung ini, yaitu antara pihak Indonesia dengan pihak Belanda. Indonesia diwakili oleh Sultan Syahrir dan Belanda Prof. Schermerhorn. Sebagai penengahnya dari pihak Inggris adalah Lord Killearn. Dalam pertemuan ini menghasilkan persetujuan genjatan senjata yang ditandatangani pada 14 Oktober 1946. Berikut ini adalah petikan teks pidato dan dilanjutkan pembacaan proklamasi oleh Ir. Soekarno.

Pidato Proklamasi Saudara-saudara sekalian! Saja telah minta saudara-saudara hadir untuk menjaksikan satu peristiwa maha-penting dalam sejarah kita. Berpuluh-puluh tahun kita untuk mentjapai kemerdekaan kita itu ada naiknya dan turunnya, tetapi djiwa kita tetap menudju ke arah tjita-tjita. Djuga di dalam djaman jepang usaha kita mentjapai kemerdekaan nasional tidak berhenti-henti. Di dalam djaman Jepang, ini tampaknya sadja kita menjadarkan diri kepada mereka. tetapi pada hakekatnya, tetap kita menjusun tenaga kita sendiri, tetap kita pertjaja kepada kekuatan kita sendiri.

Sekarang tibalah saatnya kita benar-benar mengambil nasib bangsa dan nasib tanah air di dalam tangan sendiri, akan berdiri dengan kuatnya. Maka kami, tadi malam telah mengadakan musjawarah dengan pemuka-pemuka rakjat Indonesia, dari seluruh Indonesia. Permusjawaratan itu seia-sekata berpendapat, bahwa sekaranglah datang saatnya untuk menjatakan kemerdekaan kita. Saudara-saudara! Dengan ini kami njatakan kebulatan tekad itu.

Dengarkan Proklamasi kami:
Museum Perumusan Naskah Proklamasi Jalan Imam Bonjol Nomor 1 Jakarta Pusat 10310
Buka Selasa sampai Jumat pada 08:00 Wib hingga 16:00 Wib Sabtu dan Minggu pada 08:30 Wib sampai 17:00 Wib
Telepon (021) 3144 743 fax. (021) 3924 259
Website www.munasprok.com Email munasprok@yahoo.com



12 Agustus 2011 - 16:42:36 WIB

Dibaca : 3299

BACA ARTIKEL MENARIK LAINNYA

Museum Bank Indonesia Museum Bank Indonesia
Rabu, 05 Oktober 2011
Museum Tanah Museum Tanah
Kamis, 22 Mei 2014
Museum Pengkhianatan PKI Museum Pengkhianatan PKI
Kamis, 07 Juli 2011
Khazanah Khazanah
Kamis, 08 September 2011

SHARE