Erasmus Huis Gelar Pameran Jakarta Old Town Reborn
Kota tua
telah kehilangan jiwanya. Menua dan hampir mati, terdegradasi dan ditinggalkan,
adalah karakter yang mempresentasikan kondisi Kota Tua saat ini. Sekitar 182
artefak peninggalan zaman kolonial terbengkalai, dikelilingi oleh lingkungan
yang buruk dan berpolusi,dihadiri sebagai tempat hidup dan/ atau bekerja.
Wajah usang neoklasiknya menyimpan permasalahan yang kompleks dan berbelit.
Walaupun berbagai insiatif telah dilakukan oleh pemerintah maupun pihak swasta, namun tidak banyak membangkitkan vitalitasnya. Karena tidak berjalannya rencana apa yang diinginkan oleh pemerintah atau pihak swasta tentang Kota Tua, dengan ini Jakarta Old Town Reborn (JOTR) menawarkan sebuah konsep masa depan untuk Kota Tua.
JOTR mengundang 7 tim arsitek dari Belanda dan Indonesia untuk bekerja sama dengan pemerintah dan pemilik bangunan untuk menghidupkan 6 bangunan bersejarah serta sebuah bidang landscape di sekitar Kali Besar dan Lapangan Fatahilah. Kami mengadakan lokakarya, seminar, debat, kunjungan lahan, bernegosiasi dengan para stakeholder, berkonsultasi dengan aparat pemerintah, dan sepakat dengan sebuah ide “Archipunctural Urban Renewal Strategy”.
Strategi tersebut berfokus kepada enam buah proyek arsitektural yang disebar dibeberapa tempat, kemudian dihubungkan oleh sebuah master plan landscape. JOTR dimotori oleh Erasmus Huis dan Rumah Asuh, yang berkolaborasi dengan tujuh firma arsitektur (Andramatin Architects, Djuhara+Djuhara, Han Awal & Partners, KCAP, MVRDV, Niek Roozen bersama Wageningen University, dan OMA). Sedangkan master plan diusulkan oleh SHAU.
Program ini juga didukung oleh Kedutaan Belanda, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, IAI-EU, Tropica Greeneries, MPYK Studio serta Kota Tua Creative Festival Curatorial Team. Salah satu proyek perintis telah dibuka pada bulan Maret 2014 lalu. Kantor Pos Kota Tua dikonversi menjadi Museum Seni Kontemporer serta Pusat Informasi Wisata Kota Tua. Sebagai kelanjutan dari rangkaian proyek ini.
Pameran ini berlangsung di Pusat Kebudayaan Belanda Erasmus Huis, Jakarta, dan berlangsung sejak 13 Juli 2014 hingga 15 Agustus 2014. (Angga W/geDoor.com)
Walaupun berbagai insiatif telah dilakukan oleh pemerintah maupun pihak swasta, namun tidak banyak membangkitkan vitalitasnya. Karena tidak berjalannya rencana apa yang diinginkan oleh pemerintah atau pihak swasta tentang Kota Tua, dengan ini Jakarta Old Town Reborn (JOTR) menawarkan sebuah konsep masa depan untuk Kota Tua.
JOTR mengundang 7 tim arsitek dari Belanda dan Indonesia untuk bekerja sama dengan pemerintah dan pemilik bangunan untuk menghidupkan 6 bangunan bersejarah serta sebuah bidang landscape di sekitar Kali Besar dan Lapangan Fatahilah. Kami mengadakan lokakarya, seminar, debat, kunjungan lahan, bernegosiasi dengan para stakeholder, berkonsultasi dengan aparat pemerintah, dan sepakat dengan sebuah ide “Archipunctural Urban Renewal Strategy”.
Strategi tersebut berfokus kepada enam buah proyek arsitektural yang disebar dibeberapa tempat, kemudian dihubungkan oleh sebuah master plan landscape. JOTR dimotori oleh Erasmus Huis dan Rumah Asuh, yang berkolaborasi dengan tujuh firma arsitektur (Andramatin Architects, Djuhara+Djuhara, Han Awal & Partners, KCAP, MVRDV, Niek Roozen bersama Wageningen University, dan OMA). Sedangkan master plan diusulkan oleh SHAU.
Program ini juga didukung oleh Kedutaan Belanda, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia, IAI-EU, Tropica Greeneries, MPYK Studio serta Kota Tua Creative Festival Curatorial Team. Salah satu proyek perintis telah dibuka pada bulan Maret 2014 lalu. Kantor Pos Kota Tua dikonversi menjadi Museum Seni Kontemporer serta Pusat Informasi Wisata Kota Tua. Sebagai kelanjutan dari rangkaian proyek ini.
Pameran ini berlangsung di Pusat Kebudayaan Belanda Erasmus Huis, Jakarta, dan berlangsung sejak 13 Juli 2014 hingga 15 Agustus 2014. (Angga W/geDoor.com)
22 Juli 2014 - 10:37:01 WIB
Foto : Angga W/gedoor
Dibaca : 2712