-
Karya Yang Di Tampilkan Antara Lain Agraria (2010-2012), Tertawa #1 (2006), Semua Keahlian saya (2003), Berhasil Lagi (2012)
-
Karya-Karya Yang Ditampilkan Di Pameran Ini Di Kuratori Oleh Praktisi Seni Indonesia Nukila Amal Dan Hanafi
-
Pameran Ini Juga Merupakan Perluasan Karya-Karyanya Yang Pernah Dipamerkan Di Galeri Lontar, Jakarta Tahun 1998 Silam
-
Keng Sin Sendiri Pernah Belajar Seni Keramik Di Akademi Seni Rupa Jurusan Keramik Di Leuven, Belgia
-
Keng Sin Merupakan Maestro Seni Keramik Tanah Air Yang Telah Wafat Pada Tahun Lalu
-
Pameran Ini Secara Keseluruhan Didedikasikan Untuk Keng Sien (1954-2014)
-
Pameran Seni Keramik Ini Berlangsung Mulai Tanggal 14-29 Maret 2015
‘University of Rest & Relax’ Menjadi Tema Gelaran Pameran Seni Keramik Karya Keng Sin Di Galeri Salihara
Jejeran berbagai
karya seni keramik tersaji dalam ruang pamer yang ada di Galeri Salihara,
Jakarta menjadi pemandangan yang khas dalam pameran seni keramik yang diberi
tajuk "University
of Rest & Relax" ini.
Pameran yang berlangsungsejak tanggal 14-29 Maret 2015 ini secara keseluruhan didedikasikan untuk Keng Sien (1954-2014), maestro seni keramik tanah air yang telah wafat pada tahun lalu, tepatnya pada 21 Maret 2014.
Berbagai karya yang dibangun dari kelincahan jari-jemari dan keluasan jangkauan dari tangan seniman yang pernah belajar keramik di Akademi Seni Rupa jurusan Keramik di Leuven, Belgia (1980-1982) ini juga merupakan perluasan gagasan karya-karyanya yang pernah dipamerkan di Galeri Lontar, Jakarta pada tahun 1998 silam.
Karya-karya yang ditampilkan di pameran yang di kuratori oleh praktisi seni Indonesia Nukila Amal dan Hanafi ini antara lain Agraria (2010-2012), Tertawa #1 (2006), Semua Keahlian saya (2003), Berhasil Lagi (2012), Satu Nusa Satu Bangsa Satu Bahasa (2011), Meniup Pencerahan (2013) dan masih banyak lainnya lagi.
Selain itu berbagai rangkaian karya sebelum seniman yang telah berkarya dalam kurun waktu lebih kurang selama 31 Tahun ini berpulang kepangkuan alam yang juga turut dipamerkan, antara lainnya: Tertawa Bertiga (Bisque, 20x15cm), Mencari Kerang (Stoneware, 43x18cm), Tertawa #2 (Stoneware, 24x17cm), Tertawa #3 (No Firing, 18x16cm), Tertawa #19 (Raku, 16x3cm) dan beberapa karya lainnya yang menjadi paradoks dari karya-karya sebelumnya yang lebih dikenal dengan kekhasan keramik tropisnya menghiasi ruang yang juga menjadi tera ulang dan reka-ulang atmosfir studio sang seniman yang disesuaikan ruang galeri pameran.
Dalam perjalanannya di dunia seni yang menjadi ‘anggota’ terakhir dari ‘Perhimpunan Seni Rupa Indonesia’ setelah seni lukis, seni patung dan seni grafis ini Keng Sin sendiri tak melulu bergantung pada kecanggihan tekhnologi meski kemajuan segala piranti kekinian yang terus berkembang saat ini pun turut mengilhami karya-karyanya. (Fakhruddin Abd/geDoor)
Pameran yang berlangsungsejak tanggal 14-29 Maret 2015 ini secara keseluruhan didedikasikan untuk Keng Sien (1954-2014), maestro seni keramik tanah air yang telah wafat pada tahun lalu, tepatnya pada 21 Maret 2014.
Berbagai karya yang dibangun dari kelincahan jari-jemari dan keluasan jangkauan dari tangan seniman yang pernah belajar keramik di Akademi Seni Rupa jurusan Keramik di Leuven, Belgia (1980-1982) ini juga merupakan perluasan gagasan karya-karyanya yang pernah dipamerkan di Galeri Lontar, Jakarta pada tahun 1998 silam.
Karya-karya yang ditampilkan di pameran yang di kuratori oleh praktisi seni Indonesia Nukila Amal dan Hanafi ini antara lain Agraria (2010-2012), Tertawa #1 (2006), Semua Keahlian saya (2003), Berhasil Lagi (2012), Satu Nusa Satu Bangsa Satu Bahasa (2011), Meniup Pencerahan (2013) dan masih banyak lainnya lagi.
Selain itu berbagai rangkaian karya sebelum seniman yang telah berkarya dalam kurun waktu lebih kurang selama 31 Tahun ini berpulang kepangkuan alam yang juga turut dipamerkan, antara lainnya: Tertawa Bertiga (Bisque, 20x15cm), Mencari Kerang (Stoneware, 43x18cm), Tertawa #2 (Stoneware, 24x17cm), Tertawa #3 (No Firing, 18x16cm), Tertawa #19 (Raku, 16x3cm) dan beberapa karya lainnya yang menjadi paradoks dari karya-karya sebelumnya yang lebih dikenal dengan kekhasan keramik tropisnya menghiasi ruang yang juga menjadi tera ulang dan reka-ulang atmosfir studio sang seniman yang disesuaikan ruang galeri pameran.
Dalam perjalanannya di dunia seni yang menjadi ‘anggota’ terakhir dari ‘Perhimpunan Seni Rupa Indonesia’ setelah seni lukis, seni patung dan seni grafis ini Keng Sin sendiri tak melulu bergantung pada kecanggihan tekhnologi meski kemajuan segala piranti kekinian yang terus berkembang saat ini pun turut mengilhami karya-karyanya. (Fakhruddin Abd/geDoor)
19 Maret 2015 - 09:41:52 WIB
Foto : Fakhruddin Abd/gedoor
Dibaca : 2245