Pameran Karya Perupa Banten Bertajuk "Ieu Kula: Mata Bathin Banten" Digelar Di Gedung C Galeri Nasional Indonesia, Jakarta Mulai Dari Tanggal 22 Oktober Sampai Dengan 4 November 2013 Mendatang. Sebanyak 51 Perupa Banten Memamerkan Karya Mereka Yang Terdiri Dari Lukisan, Patung, Seni Instalasi,Serta Fotografi. Pameran Ini Digagas Oleh Galeri Nasional Indonesia Bekerjasama Dengan Balai Budaya Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Provinsi Banten Serta Lembaga Pengembangan Seni Rupa Banten. Pameran Seni Rupa Ieu Kula Mata Bathin Banten Pameran Seni Rupa Ini Secara Resmi Dibuka Oleh Wakil Gubernur Banten Rano Karno. Dalam Sambutannya, Rano Karno Menyambut Baik Pameran Seni Rupa Ini. Ia Bahkan Mengatakan," Saya Akan Membawa Pulang Salah Satu Karya Dalam Pameran Ini." Berkenaan Dengan Sedang Menggeliatnya Seni Rupa Banten Ini, Rano Menambahkan, Bahwa Dalam Waktu Dekat Pemerintah Daerah Banten Akan Memperluas Dan Menambah 5 Terminal Bandara Soekarno-Hatta Yang Nantinya Akan Membutuhkan Karya-karya Terbaik Para Perupa Banten Untuk Dipajang Guna Memperindah Interior Bandara Internasional Tersebut.

Pameran Seni Rupa Ieu Kula Mata Bathin Banten Gebar Sasmita, Salah Satu Perupa Banten Yang Juga Sebagai Koordinator Pameran Menjelaskan Tentang Tema Gelaran Ini. "Ieu Kula" Diambil Dari Bahasa Sunda Banten Yang Artinya "Ini Aku." Aku Bisa Berarti Seseorang, Bisa Juga Dalam Bentuk Jamak. Dalam Pengertian Ini Tergambar Sebuah Niat Yang Begitu Kuat Untuk Menyatakan Bahwa Sebenarnya Banten Ada. Bahwa Perupa Banten Bergerak Untuk Mensejajarkan Dirinya Dengan Daerah Lain Yang Lebih Maju. Dalam Sejarah, Banten Di Masa Lalu Pernah Mencapai Kejayaannya Baik Segi Ekonomi Maupun Kebudayaan.

Pameran Seni Rupa Ieu Kula Mata Bathin Banten Dalam Kesempatan Yang Lain, Kepala Galeri Nasional Indonesia Tubagus "Andre" Sukmana Mengatakan Bahwa Pameran "Ieu Kula: Mata Bathin Banten" Ini Menghasilkan Karya Yang Unik, Karena Karya Perupa Yang Berada Di Wilayah Tangerang Sangat Berbeda Karakternya Dengan Karya Perupa Yang Berada Di Lebak, Serang, Pandeglang Ataupun Cilegon. Keberagaman Inilah Yang Membuat Karya Perupa Banten Layak Untuk Diangkat. Melalui Pameran, Diharapkan Akan Menghasilkan Perupa-perupa Yang Mumpuni Dengan Karya-karya Terbaiknya. (Eddy Purwanto)