Berhobi Merpati di Tepi Waduk Papanggo
Berhobi Merpati di Tepi Waduk Papanggo Beragam kegiatan dilakukan orang demi menyalurkan hobinya. Salah satunya hobi balap burung merpati. Hobi ini mungkin sudah ada sejak lama, namun hingga kini masih tetap disukai banyak orang, karena hobi ini tidak membutuhkan biaya terlalu mahal dan juga mudah untuk mendapatkannya.
Merpati atau orang lebih sering menyebutnya dengan burung dara adalah jenis burung yang cukup unik karakternya. Burung ini sangat setia kepada pasangannya. Dan pada umumnya mereka tidak akan berganti pasangan sebelum salah satu dari pasangan itu mati. Burung ini juga satu-satunya jenis burung yang bisa dipelihara tanpa harus dalam kandang yang tertutup.
Karena sifat merpati yang setia kepada pasangannya itulah burung ini kemudian dimanfaatkan dalam sebuah lomba balap atau adu cepat. Caranya yaitu dengan melepaskan si pejantan dari jarak tertentu yang kemudian dia akan terbang menuju si betina. Si betina ini biasanya dipegang dan dikepak-kepakkan oleh si empunya burung atau joki.
Salah satu lomba merpati yang cukup banyak digemari adalah lomba balap kolongan. Kolongan itu sendiri adalah semacam arena di atas tanah seluas sekitar 5 x 5 meter persegi. Di tiap sudut arena tersebut didirikan empat tiang setinggi kurang lebih 5 meter. Masing-masing ujung tiang dihubungkan dengan tali hingga membentuk segi empat.
Caranya bermain balap merpati kolongan yaitu dengan melepas si pejantan dari jarak sekitar 2 km dari si betina yang telah siap di arena tersebut. Saat dilepas, merpati jantan akan terbang melambung tinggi dan kemudian menukik menuju si betina. Pejantan yang mampu menukik paling cepat dan bisa masuk dalam arena melalui empat tali berbentuk persegi yang menghubungkan empat tiang tersebut dinyatakan sebagai pemenang. Karena cepatnya, di tengah arena tersebut biasanya diberikan matras empuk untuk menghindari si pejantan yang tidak bisa mengendalikan kecepatannya agar tidak berbenturan langsung dengan tanah.
Di wilayah Jakarta Utara, para pehobi balap merpati kolongan ini bisa ditemui di tepi Waduk Papanggo yang berada di Kecamatan Tanjung Priok. Menurut Rusli-seorang pehobi merpati-pehobi merpati di sini biasanya berkumpul setiap hari Sabtu dan Minggu, jumlahnya bisa mencapai 40 pasang burung yang dilombakan. Menurut pehobi lain bernama Tomo, di waduk ini juga udaranya cukup bersih, saat pagi, biasanya masih ada kabut tipis di atas waduk yang masih banyak ditumbuhi pepohonan itu.
Para pehobi merpati di tepi Waduk Papanggo itu tergabung dalam sebuah komunitas pecinta merpati bernama Rantai Pelangi yang diketuai oleh Beben. Anggotanya sekitar seratus orang yang berasal dari beberapa kelurahan di wilayah Tanjung Priok.
Harga burung merpati cukup bervariasi. Ada yang berkisar antara Rp 50.000 sampai Rp 100.000 untuk pehobi biasa. Juga ada yang berharga dari Rp 500.000 sampai Rp 5 juta untuk merpati jenis unggulan. Merpati unggulan ini biasanya dipesan dari daerah Kebumen atau Cilacap.
Nah, jika anda berniat bergabung dengan komunitas pehobi merpati dan juga ingin menikmati kabut tipis saat pagi untuk sekedar refreshing, cobalah untuk datang ke Waduk Papanggo yang berada di Tanjung Priok. (Eddy Purwanto)
17 September 2012 - 13:55:52 WIB
Dibaca : 2357