Patung MH. Thamrin Setelah patung Jenderal Sudirman, Patung Imam Bonjol kini hadir sebagai patung pendatang baru di Jakarta yakni patung MH. Thamrin. Bila diamati pembangunan patung-patung ini menyesuaikan dengan nama jalan di mana patung ini didirikan. Mohammad Husni Thamrinsendiri lahir di Weltevreden, Batavia, 16 Februari 1894 dan meninggal di Senen, 11 Januari 1941 pada umur 46 tahun. Beliau adalah seorang politisi era Hindia Belanda yang kemudian dianugerahi gelar pahlawan nasional Indonesia. Ayahnya adalah seorang Belanda dengan ibu orang Betawi. Sejak kecil beliau dirawat oleh pamannya dari pihak ibu karena ayahnya meninggal, sehingga ia tidak menyandang nama Belanda. Ia dikenal sebagai salah satu tokoh Betawi (dari organisasi Kaoem Betawi) yang pertama kali menjadi anggota Volksraad ("Dewan Rakyat") di Hindia Belanda, mewakili kelompok Inlanders ("pribumi"). Sejak 1935 beliau menjadi anggota Volksraad melalui Parindra. Beliau juga salah satu tokoh penting dalam dunia sepakbola Hindia Belanda, karena pernah menyumbangkan dana sebesar 2000 Gulden pada tahun 1932 untuk mendirikan lapangan sepakbola khusus untuk rakyat Hindia Belanda pribumi yang pertama kali di daerah Petojo. (Sumber: Wikipedia) Gagasan pembangunan patung MH Thamrin telah dimulai tahun 2000 yang lalu. Proyek pengerjaannya melalui sayembara pembuatan patung yang dimenangkan pematung Ketut Winata. Patung MH Thamrin memiliki tinggi 4,5 meter dan pondasi setinggi 2,5 meter. Materi patung terbuat dari perunggu, yang dibuat dalam kurun waktu enam bulan lamanya. Awalnya patung ini akan dibangun mirip dengan patung Jenderal Sudirman yang terletak di tengah median jalan, namun karena tidak memungkinkan, akhirnya patung MH Thamrin dibangun di kawasan Bundaran Bank Indonesia. Hal ini membuat patung ini bisa berinteraksi dengan warga karena tempatnya yang luas serta representatif dan dapat dijangkau. Representatif dalam arti kata bisa didekati oleh pengunjung dan bisa digunakan sebagai objek atau background foto. Anggaran pendirian patung MH Thamrin itu sendiri berasal sepenuhnya dari sejumlah donatur dengan total biaya Rp 2 miliar. Nama-nama donatur diabadikan di belakang patung tersebut. (Roy)