Register Login

Berburu Takjil di Jl. Panjang

Berburu Takjil di Jl. Panjang Meski waktu berbuka puasa masih sekitar dua jam lagi, namun masyarakat yang mencari jajanan untuk berbuka puasa sudah mulai berdatangan ke sebuah jalan di Jakarta Barat ini. Ya, memang setiap memasuki bulan suci Ramadhan, Jl. Panjang yang tepatnya berada di kawasan Kebon Jeruk ini menjadi sebuah pasar kagetyang menjual aneka macam penganan khas pembuka puasa atau takjil. Ratusan pedagang berjejer manjajakan dagangan dengan meja-meja seadanya tanpa terpal yang menutupi atapnya. Pedagang takjil di kawasan ini memang tumbuh begitu saja setiap bulan Ramadhan tiba. Tak ada yang mengkoordinir seperti pedagang takjil di kawasan Benhil, Jakarta Pusat. Agak semrawut dan memakan beberapa bagian badan jalan. Itu sebabnya lalu lintas di sepanjang jalan ini menjadi tersendat bahkan macet. Di tempat ini dijajakan bermacam takjil seperti aneka jenis kolak, puding, bubur sumsum, bubur kacang ijo, dan asinan. Aneka kue basah manis seperti kue lapis, putu ayu, soes, nagasari, kue mangkok, kue cente, onde-onde sampai kue bugis juga ada di sini. Bagi pengunjung yang suka dengan kue dengan rasa gurih, tersedia risoles, arem-arem atau buras, lumpia, pastel, kroket, tahu isi, mendoan dan bakwan. Mie, bihun, kerupuk mie dan kerupuk gendar dengan sambal kacang yang pedas juga menjadi salah satu pilihan berbuka yang cukup digemari pembeli di tempat ini. Aneka penganan tersebut sepertinya belum lengkap tanpa minuman pelepas dahaga. Di sini ditawarkan mulai dari es kelapa muda, dawet Banjarnegara, es cendol Bandung, koktil, sop buah, es pisang ijo sampai minuman kemasan botol. Harga aneka ragam takjil di tempat ini cukup murah dengan kisaran harga mulai dari Rp 1.000 sampai dengan Rp 15.000. Seorang pembeli bernama Ani mengatakan,"Di sini murah-murah, bawa uang Rp 25.000 saja dapat banyak, bisa untuk sekeluarga." Pusat takjil Jl. Panjang ini sudah ada sejak sekitar 15 tahun lalu. Kini menjadi pilihan dan salah satu pusat penjualan takjil terbesar di Jakarta. Pembeli takjil di tempat ini umumnya adalah warga sekitar, sebagian lagi adalah para pengendara kendaraan yang melintas di jalan ini. Sehabis waktu berbuka biasanya tempat ini mulai berangsur sepi. Satu-persatu penjual mulai menutup dagangannya dan membawa pulang meja-meja mereka. (Eddy Purwanto)





27 Juli 2012 - 15:29:59 WIB

Dibaca : 1279

SHARE