Register Login
Kedai Kopi Doeloe

Kedai Kopi Doeloe

Sepanjang perjalanan kuliner kopi di ibukota, kedai kopi modern masih terdapat kekurangan dibandingkan dengan kedai kopi tradisional. Hingga kini, kedai kopi tradisional masih melestarikan arsitektur dan ciri khas kopi tradisionalnya. Meski di tengah-tengah persaingan bisnis kopi nasional. Hal ini tidak menyurutkan Kedai Kopi Doeloe tetap eksis. Ia semakin bersinar dengan gaya dan ciri khasnya. Itulah yang menjadi ciri khas Kedai Kopi Doeloe.

Mau tahu di mana tempatnya? Untuk di wilayah Jakarta sendiri, ia berada di Jalan Roa Malaka Utara, Jakarta Barat. Tidak jauh dari kawasan Kota Tua. Jika dari arah Kota Tua, jalanlah hingga ke Jalan Kopi. Jika sampai pada belokan kanan pertama, beloklah, kira-kira 30 meter maka sampailah anda ke Kedai Kopi Doeloe. Dari luar tidak tampak arsitektur Pecinan tempo Doeloe tapi jika anda masuk dan melangkahkan kaki maka akan terlihat gaya Pecinan. Sebelum mencapai tempat duduk pengunjung, terlihat dapur terbuka tempat pembuatan kopi dan aneka hidangan lainnya.

Di sana, terlihat jajaran teh, kopi, hingga peralatan tradisional dalam pembuatannya. Konsep bangku untuk pengunjungnya pun terdapat tiga. Pertama, bangku dengan konsep bangku kayu panjang seperti di warung kopi. Kedua, dengan konsep bangku kayu memudar, dan satu lagi yaitu bangku dan meja yang terbuat dari keramik. Ketika daftar hidangan datang, saya pun bingung dengan ragam menu. Apa saja yang ingin dipesan yah? Saya tanyakan kepada pelayan kedai, menurutnya di sini yang khas ada banyak tapi ia menganjurkan untuk memesan puding khas Kedai Kopi Doeloe.

Katanya sih maknyuss tenan! Puding, Lumpia, dan Gourmet Coffee khas Kedai Kopi Doeloe Okelah, acara icip-icip Kedai Kopi Doeloe dengan memesan gourmet coffee, lumpia untuk cemilan. Tentunya puding khas Kedai Kopi Doeloe. Untuk puding terdapat tiga rasa; coklat, durian, dan pandan. Mata saya langsung melirik yang rasa pandan. Hmm, baru mau dimakan saja, aromanya sudah tercium sampai ke hidung. Aroma pandan melesat dan membuat ingin segera melahap. Gigitan pertama rasanya begitu menggoda. Aroma dan rasanya benar-benar pandan sekali. Rasanya tidak begitu manis, tapi manisnya pas di lidah. Nggak membuat nyelap (kekenyangan). "Pudingnya diganti tiap dua hari sekali, lho mbak," ucap pelayan kedai sambil membawakan pesanan kopi dan lumpia. "Oh gitu yah mbak? Trus, pudingnya ini dibuatnya di mana?" tanya saya penasaran.

Pegawai kedai langsung menemani saya ngobrol, "Ini asli buatan pemilik kedai ini. Dulunya, Kedai Kopi Doeloe cabang utamanya di Medan mbak. Di Jakarta, ia buka di sini. Lumayan banyak pengunjung. Di sini kan tempat perkantoran." Lanjutnya, ia juga me njelaskan kalau kedai ini memang sengaja dengan arsitektur Pecinan Tempo Doeloe. Pemiliknya, Tionghoa-Medan dan pecinta kopi. Warisan dari generasi sebelumnya tetap ia lestarikan hingga kini. Sekarang, giliran Gourmet Coffee.

Hidangannya dengan menggunakan cangkir keramik Pecinan yang jadul banget. Kopi hitam ini aromanya sudah tercium. Gula dipisahkan dengan kopi panas tersebut dan diberikan sesuai selera. Gimana dengan rasanya? Layaknya kopi hitam, Gourmet Coffee ini patut diacungi empat jempol. Rasanya mantab banget! Tidak pahit, tidak asam apalagi manis. Patut anda coba lho. Nah, untuk cemilan lumpianya ketika kali pertama digigit langsung bunyi "krenyes.. krenyessss.." Garing banget! Jangan lupa lumpianya dicocol dengan sambel. Pokoknya, bagi anda pecinta kopi, yang ingin nongkong menikmati kopi jadul dan suasana gaya Pecinan yang asyik banget, yuk langsung ke Kedai Kopi Doeloe. (Agnes)

  • 07 Juli 2014 - 13:39:25 Wib
  • Dibaca : 2214

TOP Artikel Selanjutnya

3. Kedai Kopi Poenam

ARTIKEL LAINNYA

SHARE